Nasional
ribuan jemaah haji berjalan dari Muzdalifah ke Mina karena keterlambatan bus
Menempuh perjalanan melalui panas ekstrem, ribuan jemaah Haji berjalan menuju Mina setelah keterlambatan bus; perjalanan mereka yang penuh tantangan ini menimbulkan pertanyaan mendesak tentang logistik di masa depan.
Saat ribuan jemaah Haji Indonesia memulai perjalanan dari Muzdalifah ke Mina pada tanggal 6 Juni 2025, mereka menghadapi tantangan tak terduga yang memaksa banyak dari mereka berjalan sekitar 7 kilometer karena keterlambatan parah dalam transportasi bus. Evakuasi jamaah, yang dimulai sekitar pukul 23:35 WAS pada 10 Zulhijah, mengalami masalah transportasi haji yang signifikan, selesai pada pukul 09:40 WAS—40 menit lebih lambat dari waktu penjemputan yang dijadwalkan. Keterlambatan ini, yang terutama disebabkan oleh kemacetan lalu lintas, membuat banyak jamaah cemas tentang kehilangan transportasi mereka, sehingga memilih untuk berjalan kaki sebagai alternatif.
Perjalanan berjalan ke Mina bukan hanya sekadar ketidaknyamanan kecil; hal itu menjadi ujian yang melelahkan bagi banyak orang, terutama yang lanjut usia dan yang memiliki masalah kesehatan. Perjalanan ini sangat melelahkan, dan ketidaknyamanan terasa jelas saat jamaah berjalan di bawah terik matahari yang menyengat. Kami menyaksikan secara langsung bagaimana ketakutan dan ketidakpastian mendorong banyak dari mereka meninggalkan harapan menunggu bus, percaya bahwa itu adalah satu-satunya cara untuk sampai ke Mina tepat waktu. Keputusan kolektif ini menyoroti kebutuhan mendesak akan solusi transportasi haji yang lebih baik untuk memastikan kesejahteraan jamaah selama momen-momen kritis tersebut.
Kekurangan transportasi yang tersedia menyebabkan kepadatan yang parah, yang berujung pada stres di antara para jamaah. Laporan menunjukkan bahwa banyak dari mereka harus beristirahat di area terbuka dan di trotoar karena kurangnya akomodasi, yang semakin memperparah ketidaknyamanan dari perjalanan yang sudah menantang ini. Sementara pengalaman berjalan kaki bisa menumbuhkan rasa solidaritas di antara jamaah, hal ini juga menyoroti pentingnya perencanaan logistik yang efektif.
Sebagai tanggapan terhadap tantangan ini, upaya koordinasi oleh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) pun dilakukan. Mereka meminta percepatan pengiriman bus dan dukungan logistik untuk mengatasi masalah transportasi ini. Upaya ini membantu mengurangi komplikasi lebih lanjut, menunjukkan betapa pentingnya koordinasi selama acara sebesar ini.
Meskipun kami menghargai usaha-usaha tersebut, sudah jelas bahwa diperlukan sistem yang lebih kokoh untuk mencegah masalah seperti ini terjadi di masa depan.
Akhirnya, pengalaman berjalan dari Muzdalifah ke Mina menjadi pengingat akan kompleksitas yang menyertai pelaksanaan Haji. Ini menegaskan pentingnya mengutamakan kesejahteraan jamaah dan meningkatkan infrastruktur transportasi agar semua jamaah dapat menjalankan ibadah mereka tanpa kesulitan yang tidak perlu.
Kami berharap musim Haji di masa mendatang akan mengalami peningkatan yang memungkinkan perpindahan yang lebih lancar dan kenyamanan yang lebih besar bagi semua peserta.
-
Lingkungan10 bulan agoPeneliti Temukan Spesies Baru Kutu Air Raksasa, Dinamakan Darth Vader
-
Kesehatan10 bulan agoApa Saja Penyakit yang Dapat Diatasi dengan Mengonsumsi Air Kelapa Secara Rutin? Berikut 6 di Antaranya
-
Lingkungan9 bulan agoApa Itu Ikan Coelacanth Kuno yang Ditemukan oleh Nelayan di Gorontalo, Inilah Penjelasan Para Ahli BRIN
-
Olahraga10 bulan agoHasil Liga 1: Balotelli Cetak Gol di Injury Time, PSM Hindari Kekalahan
-
Nasional9 bulan agoBERITA TERKINI: Rifky, Siswa SMPN 7 Mojokerto yang Hilang di Pantai Drini, Ditemukan Pagi Ini
-
Teknologi4 bulan agoKronologi dan Dugaan Penyebab Kebakaran Wuling Air EV di Bandung
-
Ragam Budaya10 bulan agoPelestarian Budaya Lokal – Usaha untuk Mempertahankan Identitas Nasional
-
Nasional10 bulan agoProyek Infrastruktur Terbesar di Indonesia – Apa yang Menanti di Tahun 2025?
