Politik
Pegawai Negeri dan Demonstrasi Pekerja Kontrak Pemerintah, Aspirasi Pekerja Pendidikan dan Kesehatan Terus Bergema
Dipicu oleh keinginan kuat untuk mendapatkan pertanggungjawaban, demonstrasi oleh pegawai negeri dan pekerja kontrak pemerintah menunjukkan kebutuhan mendesak akan perubahan yang bergema di seluruh masyarakat.

Pada tanggal 10 Maret 2025, kami menyaksikan luapan frustrasi saat para kandidat Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) berkumpul untuk memprotes keputusan pemerintah yang menunda pengangkatan mereka. Aksi kolektif ini, yang melibatkan sekitar 4 juta individu yang terdampak, berlangsung di lokasi-lokasi politik kunci, termasuk Gedung DPR RI, Kantor Kementerian PANRB, dan Istana Kepresidenan, dimulai pada pukul 08:30 WIB.
Pengumuman pemerintah untuk menunda pengangkatan CPNS dari Maret 2025 menjadi Oktober 2025 dan pengangkatan PPPK hingga Maret 2026 memicu rasa urgensi kami. Kami mengakui kebutuhan untuk penyesuaian data yang tepat, tetapi dengan harga apa?
Strategi protes kami dirancang dengan matang dan dilaksanakan secara strategis. Dengan berkumpul di situs-situs politik yang signifikan ini, kami bertujuan untuk menarik perhatian pembuat keputusan dan publik. Penyebaran 894 personel keamanan untuk mengelola demonstrasi kami yang damai menegaskan betapa seriusnya pesan kami. Kami tidak hanya menyampaikan ketidakpuasan; kami menuntut pertanggungjawaban dari pemerintah kami.
Menteri PANRB menghadapi seruan kami untuk mencabut surat edaran tentang penyesuaian jadwal pengangkatan, dan suara kami memekikkan kebutuhan akan tindakan segera. Protes kami bukan hanya tentang kami; ini mencerminkan perjuangan yang lebih besar untuk efisiensi layanan publik. Setiap penundaan pengangkatan berdampak pada kemampuan kami untuk melayani masyarakat secara efektif.
Kami adalah profesional di bidang pendidikan dan kesehatan, dan ketiadaan kami dalam peran ini dapat menyebabkan kemunduran yang signifikan dalam layanan yang diandalkan masyarakat kami. Pemerintah harus memahami bahwa aspirasi kami tidak hanya terkait dengan nafkah kami, tetapi juga dengan kesejahteraan publik yang kami layani.
Saat kami berdiri bersama, kami mewujudkan sebuah gerakan yang tidak hanya ingin menyampaikan frustrasi tetapi juga mendukung pemerintah yang lebih bertanggung jawab. Tekad kami untuk menuntut pengangkatan yang tepat waktu berakar pada keinginan akan transparansi dan keadilan. Kami percaya bahwa pemerintah berhutang penjelasan kepada kami dan publik mengenai penundaan ini.
Pada akhirnya, demonstrasi kami adalah seruan untuk bertindak, pengingat bahwa kami mengharapkan pemerintah untuk mengutamakan kebutuhan warganya. Saat kami terus mengangkat suara kami, kami berharap untuk menginspirasi orang lain untuk bergabung dengan kami dalam menuntut pemerintah agar memenuhi komitmennya. Bersama-sama, kami dapat membina masyarakat yang menghargai tindakan tepat waktu dan menjunjung tinggi prinsip keadilan dan kebebasan untuk semua.
-
Politik2 hari ago
Pertanyaan tentang Pengangkatan Gibran, MPR Tegaskan Ketegasan terhadap Keputusan KPU
-
Politik2 hari ago
Ahli Hukum Konstitusi Mengungkapkan 3 Faktor yang Bisa Menggulingkan Gibran dari Jabatan
-
Ekonomi2 hari ago
Harga Emas Dikabarkan Akan Turun ke Level Ini
-
Ekonomi2 hari ago
Tarif Trump ‘Ambil Korban’ di Tiongkok, Pabrik Berhenti Produksi
-
Ekonomi9 jam ago
Harga Emas Dikatakan Akan Kembali Di Sini
-
Nasional2 hari ago
Jokowi Tiba di Indonesia Setelah Menghadiri Pemakaman Paus Fransiskus
-
Politik9 jam ago
Golkar Menyuggestikan Penggantian Kepala PCO untuk Hasan Nasbi Dapat Memahami Pemikiran Presiden
-
Nasional9 jam ago
Komisi X DPR Mengkritik Rencana Mengirim Siswa Bermasalah ke Barak Militer