Ekonomi
China Tiba-tiba Membeli Obligasi Surat Berharga AS, Ada Apa Ini?
Banyak yang mempertanyakan pergeseran mendadak China dalam pembelian obligasi Treasury AS; langkah strategis apa yang mereka lakukan di balik layar?

Pada Maret 2025, China menjadi perhatian dunia dengan mengurangi kepemilikan obligasi Treasury AS menjadi sekitar $765,4 miliar, sebuah penurunan sebesar $18,9 miliar hanya dalam satu bulan. Pengurangan yang signifikan ini tidak hanya mencerminkan strategi keuangan China yang berkembang, tetapi juga menunjukkan pergeseran dalam lanskap ekonomi global. Untuk pertama kalinya sejak 2015, China memutuskan untuk menjual sebagian utang AS-nya, menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya bagi ekonominya maupun pasar internasional secara lebih luas.
Saat menganalisis langkah ini, tampak bahwa strategi China didorong oleh keinginan untuk mendiversifikasi cadangan devisa asingnya. Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik dan potensi sanksi keuangan dari AS yang mengancam, masuk akal jika China mengurangi ketergantungannya terhadap utang AS. Pengurangan kepemilikan ini juga menyebabkan posisi China turun ke peringkat ketiga sebagai pemegang obligasi Treasury AS terbanyak, dengan Inggris kini berada di puncak dengan $779,3 miliar. Perpindahan ini mungkin menandakan tren yang lebih luas di mana negara-negara mempertimbangkan kembali posisi mereka di pasar utang AS, terutama karena situasi ekonomi global tetap tidak pasti.
Pendekatan China biasanya bersifat hati-hati, menyeimbangkan kebutuhan stabilitas mata uangnya dengan pentingnya obligasi Treasury AS sebagai aset penting. Dengan menjual sebagian kepemilikannya, China menunjukkan bahwa mereka siap beradaptasi dengan keadaan yang berubah.
Selain itu, strategi ini mungkin termasuk peningkatan fokus pada aset alternatif seperti emas, yang dapat dijadikan lindung nilai terhadap risiko potensial yang terkait dengan utang AS.
Ketika mempertimbangkan implikasi dari perkembangan ini, menjadi jelas bahwa tindakan China tidak hanya mencerminkan prioritas ekonomi internalnya tetapi juga strategi yang lebih luas untuk menegaskan kemandirian di panggung dunia. Dengan mendiversifikasi investasinya, China berpotensi menempatkan dirinya agar mampu menghadapi badai ekonomi di masa depan dan mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh ketergantungan berat sebelumnya pada obligasi Treasury AS.