Hiburan Masyarakat
Band Sukatani Menghadapi Tantangan, Tuduhan Intimidasi oleh Otoritas
Saat Band Sukatani mulai terkenal, mereka menghadapi intimidasi serius dari pihak berwenang—bagaimana mereka akan mengarungi situasi yang penuh gejolak ini?

Band Sukatani telah menemukan diri mereka menghadapi banyak tantangan sejak Juli 2024, terutama berasal dari intimidasi polisi yang terkait dengan lagu kontroversial mereka “Bayar Bayar Bayar.” Dengan lirik yang membahas masalah pembayaran kepada polisi, lagu ini telah menarik kemarahan otoritas, mengakibatkan kerugian materiil dan non-materiil yang signifikan bagi band ini. Tekanan dari pihak polisi tidak hanya mempengaruhi pertunjukan kami, tetapi juga menciptakan iklim ketakutan yang mengekang ekspresi artistik kami.
Kami telah mengalami sendiri konsekuensi dari berbicara tentang isu pertanggungjawaban polisi. Taktik intimidasi yang digunakan terhadap kami telah menyebabkan penurunan dalam kegiatan publik kami. Kami merasakan dampaknya baik secara finansial maupun emosional. Stres dari diawasi dan merasa “diburu” oleh operasi intelijen telah memberikan beban terhadap kesehatan mental kami.
Meskipun kami berkomitmen pada musik dan pesan kami, lingkungan ini telah membuatnya semakin sulit untuk mempertahankan keberadaan kami di industri. Dalam upaya untuk mengatasi reaksi balik ini, kami merilis video klarifikasi, berharap untuk menjelaskan maksud kami di balik “Bayar Bayar Bayar.” Kami juga menarik lagu tersebut dari platform digital sebagai langkah untuk melindungi diri kami dan pendukung kami dari dampak lebih lanjut.
Meskipun keputusan ini sulit, ini mencerminkan keinginan kami untuk mengutamakan keselamatan daripada kontroversi. Namun, penyelidikan polisi yang menyusul menemukan tidak ada kesalahan dari pihak mereka, meninggalkan kami was-was dan mempertanyakan pertanggungjawaban mereka yang berkuasa.
Melalui pengalaman ini, kami telah belajar tentang pentingnya ketahanan musikal. Perjalanan kami telah menunjukkan kepada kami bahwa, meskipun rintangan mungkin muncul, komitmen kami terhadap pesan dan seni kami tetap tak tergoyahkan. Kami saat ini dalam keadaan lebih baik daripada saat kami berada di puncak masalah ini, tetapi kami masih pulih dari stres dan ketakutan yang dikenakan pada kami.
Bekas dari pengalaman ini berfungsi sebagai pengingat tentang tantangan yang dihadapi seniman, terutama ketika mereka berani menghadapi kebenaran yang tidak nyaman. Saat kami melanjutkan, kami tetap berdedikasi untuk mengadvokasi kebebasan berekspresi dan pertanggungjawaban polisi melalui musik kami.
Kami percaya pada kekuatan seni untuk menginspirasi perubahan dan memprovokasi pemikiran. Semangat kami yang tak tergoyahkan berbicara tentang ketahanan mereka yang berani menentang status quo. Kami mengundang Anda untuk bergabung dengan kami dalam perjalanan ini, saat kami terus menavigasi kompleksitas lingkungan kami, bertekad untuk tetap teguh dalam keyakinan kami dan menciptakan musik yang resonan dengan audiens kami.
-
Ekonomi2 hari ago
Indonesia Beruntung Masuk 20 Negara Pertama yang Bernegosiasi dengan AS
-
Politik2 hari ago
Di Ambang Perang, Berikut Perbandingan Kekuatan Militer Antara India dan Pakistan
-
Politik10 jam ago
Kronologi Foto Anggota Kopassus dengan Hercules hingga Permintaan Maaf Mayor Jenderal Djon Afriandi
-
Ekonomi2 hari ago
Harga Emas Hari Ini, 25 April 2025, Antam, UBS, Galery 24 Terus Melemah
-
Nasional2 hari ago
Jokowi dan Delegasi Tiba di Roma untuk Menghadiri Pemakaman Paus Fransiskus
-
Ekonomi2 hari ago
Pengumuman! Harga Emas Kembali Gila, Melonjak Hampir 2%
-
Politik10 jam ago
Surya Paloh Menanggapi Seruan untuk Pemecatan Gibran sebagai Wakil Presiden
-
Politik10 jam ago
Ganjar Pranowo Menolak untuk Berkomentar tentang Isu Diploma Palsu yang Diduga Milik Jokowi