Politik
Permintaan untuk Penyidikan dan Kritikan terhadap TNI Setelah Ledakan Amunisi di Garut
Dalam rangka ledakan amunisi yang menghancurkan di Garut, tuntutan pertanggungjawaban dan penyelidikan menyeluruh terhadap kegagalan TNI semakin meningkat—apa yang akan terungkap selanjutnya?

Dalam menanggapi ledakan amunisi yang tragis di Garut pada 12 Mei 2025 yang menewaskan 13 orang, termasuk empat anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI), kita harus mengakui kebutuhan mendesak akan penyelidikan menyeluruh. Insiden ini bukan sekadar statistik; ini menunjukkan kegagalan besar dalam aspek keselamatan operasional dan akuntabilitas yang telah meninggalkan keluarga berduka dan komunitas dalam keadaan terkejut.
Sebagai warga negara, kita berhak menuntut jawaban dan mengetahui bagaimana bencana semacam ini bisa terjadi di dalam tubuh militer kita.
Wakil Ketua Komisi I DPR, Dave Laksono, telah mengangkat poin penting mengenai perlunya pelaporan publik yang rinci tentang perkembangan penyelidikan. Langkah-langkah transparansi harus diterapkan untuk memastikan masyarakat tidak dibiarkan dalam ketidaktahuan tentang temuan dan implikasi dari tragedi ini.
Kita berhak tahu bagaimana TNI beroperasi dan apa yang salah. Tanpa komunikasi yang jelas dan protokol akuntabilitas, kita berisiko membangun lingkungan di mana kelalaian tidak ditangani dan tragedi serupa bisa terulang kembali.
Selain itu, Budisatrio Djiwandono, Wakil Ketua Komisi I DPR lainnya, menyerukan peninjauan menyeluruh terhadap SOP (Standar Operasi Prosedur) pembuangan amunisi. Peninjauan ini jangan hanya sebagai formalitas; harus menghasilkan perubahan substansial yang mengutamakan keselamatan daripada kenyamanan.
Jika TNI tidak mampu menjamin penanganan dan pembuangan amunisi yang aman, bagaimana kita bisa percaya mereka mampu melindungi kita?
Penegasan Oleh Soleh tentang pentingnya mengidentifikasi pihak yang bertanggung jawab juga sangat krusial. Akuntabilitas adalah fondasi dari masyarakat demokratis. Kepercayaan masyarakat terhadap TNI telah terguncang hebat, dan tanpa penyelidikan transparan yang mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab, bagaimana kita bisa berharap mengembalikan kepercayaan tersebut?
Penyelidikan harus melampaui pertanyaan dangkal dan mengatasi masalah sistemik yang menyebabkan bencana ini.
Kritik dari Ardi Manto Adiputra, Direktur Imparsial, menyoroti kegagalan TNI dalam penanganan pembuangan amunisi. Pernyataannya tentang langkah-langkah keselamatan yang tidak memadai dan komunikasi yang buruk dengan warga setempat menunjukkan perlunya reformasi mendalam.
Jika TNI ingin mempertahankan kredibilitas dan rasa hormat dari masyarakat, mereka harus mengutamakan akuntabilitas dan memastikan agar kelalaian seperti ini tidak terulang lagi.
Kami bersatu dalam menuntut penyelidikan menyeluruh yang mengutamakan transparansi dan akuntabilitas. Hanya dengan begitu kita dapat berharap mencegah tragedi di masa depan dan membangun kembali kepercayaan yang telah sangat rusak.
-
Politik1 minggu ago
Penjelasan Terbaru dari Ketua MK Suhartoyo Mengenai Rumor Pemakzulan Gibran
-
Politik1 minggu ago
Penembakan Pertama oleh Iran, Rudal Haj Qassem Berhasil Menembus Sistem pertahanan Iron Dome Israel
-
Ekonomi1 minggu ago
Harga Saham yang Dipilih untuk Perdagangan pada 16 Juni dan Target Harga Mereka
-
Ekonomi1 minggu ago
Arah Baru dalam Harga Emas dan Transaksi Saham Utama BBRI
-
Ekonomi1 minggu ago
Relief Pajak untuk Pembayaran Kendaraan di Jakarta Berlaku Mulai Hari Ini, Periksa Rincian Tagihan
-
Politik1 minggu ago
Menunggu Keputusan Prabowo tentang Penyertaan 4 Pulau Aceh ke Sumatera Utara
-
Hiburan Masyarakat1 minggu ago
Salah satu Pasar Malam Tertua di Bekasi Tidak Lagi Ramai
-
Nasional1 minggu ago
Pengumuman Hasil Ujian Koran Jokowi Masuk UGM Disita oleh Polisi