Nasional
Dedi Mulyadi: 69 Murid ‘Nakalan’ Masuk Barak Militer, Mereka Bahagia
Gubernur Dedi Mulyadi menginisiasi sebuah program yang mengubah 69 pemuda bermasalah melalui latihan militer—temukan hasil mengejutkan dari program rehabilitasi yang unik ini.

Dalam sebuah inisiatif berani untuk mengatasi kenakalan remaja, Gubernur Dedi Mulyadi telah mendaftarkan 69 siswa yang diberi label “nakal” dari Purwakarta dan Bandung ke dalam program asrama militer. Program ini, yang dimulai pada tanggal 2 Mei 2025, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, bertujuan untuk menanamkan disiplin militer dan merehabilitasi remaja bermasalah. Dengan fokus pada perubahan perilaku selama enam bulan, inisiatif ini bertujuan untuk membentuk kembali masa depan para remaja ini, memberikan mereka lingkungan yang terstruktur untuk tumbuh dan belajar.
Program ini melibatkan 39 siswa dari Resimen I Stirayuda Kostrad di Purwakarta dan 30 dari Rindam III Siliwangi di Bandung. Perlu dicatat bahwa ini bukanlah hukuman; melainkan intervensi yang dirancang dengan hati-hati. Orang tua, yang sering kali merasa kewalahan dengan perilaku anak-anak mereka, secara sukarela mengirimkan mereka untuk rehabilitasi ini, dengan memberikan surat persetujuan resmi. Hal ini menunjukkan komitmen dari keluarga untuk mencari perubahan dan mendukung perkembangan anak-anak mereka.
Yang menarik, para siswa ini dilaporkan berkembang dengan baik dalam pelatihan militer mereka. Mereka tidak hanya mendapatkan pendidikan, tetapi juga menikmati waktu mereka di asrama. Dengan kebutuhan dasar terpenuhi, termasuk nutrisi, istirahat, dan olahraga, struktur kehidupan militer tampaknya memberikan latar belakang yang efektif untuk pertumbuhan pribadi.
Sangat menggembirakan melihat bahwa kombinasi aktivitas fisik dan disiplin dapat berdampak positif terhadap kesejahteraan dan karakter mereka. Esensi dari program ini terletak pada potensi mengubah kehidupan. Dengan menerapkan disiplin militer, para siswa ini belajar tanggung jawab, rasa hormat, dan kerjasama—keterampilan yang akan berguna bagi mereka di luar asrama.
Komitmen selama enam bulan memungkinkan keterlibatan mendalam, menciptakan peluang untuk perubahan yang mendalam. Ini tentang membangun ketahanan dan membantu remaja ini menemukan tempat mereka dalam masyarakat. Sebagai komunitas, kita harus merenungkan implikasi dari intervensi semacam ini.
Program rehabilitasi remaja seperti ini dapat membuka jalan menuju masa depan yang lebih cerah, tidak hanya bagi peserta tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Dengan berinvestasi pada generasi muda kita, kita berinvestasi dalam lingkungan yang lebih aman dan produktif.
Inisiatif Gubernur Dedi Mulyadi menunjukkan pendekatan proaktif terhadap kenakalan remaja. Ini menyoroti kekuatan disiplin militer sebagai alat rehabilitasi. Saat kita mengamati perkembangan dari 69 siswa ini, kita dapat merasakan harapan. Bersama-sama, kita dapat mendukung upaya-upaya yang mengangkat generasi muda kita, memungkinkan mereka membebaskan diri dari label negatif dan berkembang sebagai anggota masyarakat yang produktif.
-
Politik2 hari ago
Ditangkap oleh Kejaksaan Agung – Kasus Dugaan Korupsi Melibatkan Bos Sritex Iwan S. Lukminto
-
Hiburan Masyarakat2 hari ago
Jawaban! Berikut Alasan Mengapa D’masiv Membeli Nama untuk Shelter Transjakarta Petukangan
-
Politik2 hari ago
Ade Armando Mengungkapkan Jokowi Pernah Berkata, “Tidak Mudah Mendukung Ganjar” dalam Pemilihan Presiden 2024
-
Ekonomi2 hari ago
Berita Terkini! IHSG Melonjak Seketika, Melompat 1% Setelah Penurunan Suku Bunga BI
-
Politik2 hari ago
Menkop Budi Arie ke KPK untuk Audiensi tentang Pencegahan Korupsi
-
Sosial1 hari ago
Apa Itu ‘Fantasi Darah’ yang Populer di Facebook? Cari Tahu Faktanya Di Sini
-
Ekonomi1 hari ago
Harga Emas Antam Naik Rp21.000, Hari Ini Sentuh Rp1,9 Juta
-
Ekonomi1 hari ago
RI Menemukan Ladang Gas Besar, Terbesar di Asia Tenggara