Ragam Budaya
Apakah Budaya Sabung Ayam di Bali Legal?
Ketegangan antara tradisi dan legalitas dalam budaya sabung ayam di Bali menimbulkan pertanyaan tentang identitas dan spiritualitas—apa masa depan dari praktik yang sangat dihargai ini?

Sabung ayam, atau Tajen, memiliki kepentingan budaya yang mendalam di Bali, namun menghadapi tantangan hukum. Meskipun hukum Indonesia melarang sabung ayam untuk memerangi perjudian ilegal, penegakan hukum sering kali tidak konsisten, terutama di Bali. Banyak penduduk lokal menganggap Tajen sebagai bagian penting dari identitas dan ekspresi spiritual mereka, menciptakan ketegangan antara pentingnya budaya dan pembatasan hukum. Memahami hubungan kompleks ini mengungkapkan lebih banyak tentang upaya pelestarian budaya yang sedang berlangsung di tengah hambatan hukum.
Meskipun kita mungkin menganggap sabung ayam sebagai kegiatan yang kontroversial, di Bali, hal ini sangat tertanam dalam budaya lokal, terutama selama upacara keagamaan seperti Tabuh Rah. Acara ini bukan sekadar pertunjukan kekuatan hewan tetapi merupakan persembahan suci kepada makhluk spiritual, menggabungkan praktik sabung ayam, yang dikenal sebagai Tajen, dengan kain spiritual yang kaya di pulau tersebut. Bagi banyak penduduk lokal, Tajen memiliki relevansi budaya yang signifikan, melambangkan ikatan komunitas, tradisi, dan bentuk penghormatan terhadap leluhur mereka.
Namun, implikasi hukum seputar Tajen kompleks. Di satu sisi, itu diakui sebagai praktik tradisional, namun di sisi lain, ia menghadapi pengawasan hukum karena asosiasinya dengan perjudian. Meskipun judi dilarang selama acara Tajen, kenyataannya adalah taruhan ilegal sering menyertai pertemuan ini.
Peraturan 1981 bertujuan untuk melarang sabung ayam, mencerminkan dorongan lebih luas untuk mengekang perjudian di Indonesia. Namun, penegakan hukum telah tidak konsisten, memungkinkan praktik ini berkembang di bawah adat setempat meskipun ada larangan formal. Meskipun dilarang, nyatanya masih banyak masyarakat indonesia menyukai sabung ayam dan terkadang demi menyalurkan hobi mereka ini, biasanya para penghobi akan menyalurkan nya lewat media online yang bertebaran di internet “sabung ayam online” menjadi kata kunci utama dalam hal ini.
Dikotomi ini memunculkan pertanyaan penting tentang masa depan Tajen. Meskipun signifikansi budaya dari sabung ayam tetap kuat, lanskap hukum yang mengelilinginya penuh dengan tantangan. Di bawah hukum positif, sabung ayam secara eksplisit dilarang sebagai bentuk perjudian, artinya peserta dapat menghadapi hukuman, termasuk penjara dan denda. Ini menciptakan ketegangan antara penerimaan adat dari Tajen dan sifat larangan kerangka hukum.
Ketika kita menavigasi masalah ini, penting untuk mempertimbangkan suara dari komunitas lokal. Banyak orang Bali menganggap Tajen sebagai bagian integral dari identitas budaya mereka, sebuah ekspresi kebebasan yang menghubungkan mereka dengan kepercayaan spiritual mereka.
Namun, dampak hukum tidak bisa diabaikan, karena menimbulkan risiko bagi mereka yang mengambil bagian dalam tradisi ini. Konflik yang berkelanjutan ini mengundang kita untuk merenungkan keseimbangan antara pelestarian budaya dan kepatuhan terhadap standar hukum.
-
Politik2 hari ago
Tidak Hanya Hambatan Investigasi, Hasto Juga Dituduh Menyuap Wahyu Setiawan Dengan Rp600 Juta
-
Politik2 hari ago
Mengkaji Posisi Ahok dalam Pusaran Kasus Korupsi Pertamina
-
Nasional2 hari ago
Puncak Arus Pemulangan Diprediksi 28-30 Maret, Arus Kembali 5-7 April
-
Nasional2 hari ago
Kasus Atlet Taekwondo Bandung yang Awalnya Dilaporkan Diculik Lalu Menjadi Viral
-
Sosial13 jam ago
Pemijatan Payudara Viral di Cimahi, Anak Sekolah Dasar Menjadi Sasaran
-
Politik13 jam ago
THR dan Gaji ke-13 untuk Prabowo, Gibran, Para Menteri, dan Anggota DPR
-
Ekonomi2 hari ago
Harga Emas Antam di Pegadaian Melonjak Hari Ini, 1 Gram Mencapai Rp1,757,000
-
Politik13 jam ago
Koalisi Sipil Serbu Ruang Rapat Komite Kerja RUU TNI di Hotel Jakarta Pusat